Selasa, 28 April 2015

Semua Tentang Kota Tercinta "Lamongan"


Sejarah
 
Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena Ranggahadi pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama Islam serta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan.
Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, daerah Lamongan menjadi daerah garis depan melawan tentara pendudukan Belanda, perencanaan serangan 10 Nopember Surabaya juga dilakukan Bung Tomo dengan mengunjungi dulu Kyai Lamongan dengan pekikan khas pembakar semangat Allahu Akbar. Lamongan yang dulunya daerah miskin dan langganan banjir, berangsur-angsur bangkit menjadi daerah makmur dan menjadi rujukan daerah lain dalam pengentasan banjir. Dulu ada pameo “Wong Lamongan nek rendeng gak iso ndodok, nek ketigo gak iso cewok” tapi kini diatasi dengan semboyan dari Sunan Drajat, Derajate para Sunan dan Kyai “Memayu Raharjaning Praja” yang benar benar dilakukan dengan perubahan mendasar, dalam memsejahterahkan rakyatnya masih memegang budaya kebersamaan saling membantu sesuai pesan kanjeng Sunan Drajat “Menehono mangan marang wong kangluwe, menehono paying marang wong kang kudanan , menehono teken marang wong kang wutho, menehono busaono marang wong kang wudho”.

Budaya, Makanan dan Ciri Khas Orang Lamongan

LAMONGAN adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mengalami pembangunan sangat cepat, terutama infrastruktur, industri dan wisata. Sejak satu dasawarsa terakhir, Lamongan dikenal sebagai daerah yang beberapa kali meraih penghargaan otonomi award dari propinsi Jawa Timur dan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM). Keberhasilan lainnya adalah merebut sebagai kabupaten yang mampu menciptakan  good goverment.
Lamongan memiliki tradisi dan budaya yang beragam (multi culture). Warga lamongan sangat dikenal memiliki etos yang tinggi, pekerja keras, dan tidak mudah menyerah. Orang Lamongan sangat menghargai kesempatan dan waktu untuk digunakan hal-hal produktif. Orang Lamongan, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja di sektor apa pun. Namun yang lebih mengesankan adalah adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara suami dan istri yang rela saling berbagi pekerjaan demi menunjang kesuksesan keluarga.

Mayoritas mata pencarian warga Lamongan adalah petani dan nelayan. Sisanya ada yang menjadi pedagang, Guru, PNS, dan TKI. Budaya warga Lamongan adalah tidak selalu menggantungkan seorang suami sebagai kepala keluarga, tetapi suami istri sama-sama mengambil peran masing-masing. Dalam soal pekerjaan untuk mendapatkan rezeki, suami istri kerja di sawah adalah hal yang biasa. Suami pergi ke laut dan istri membetulkan jala/jaring adalah hal yang lumrah. Itulah hidup kebersamaan yang tampak sehat dan harmonis. Hal lain yang dapat ditemui yaitu jarang terjadi perceraian suami-istri, sebagaimana orang yang hidup diperkotaan, apalagi perilaku seorang artis di ibu kota.
Resep hidup kebersamaan itulah menjadi modal utama bagi orang Lamongan untuk membangun sebuah keluarga sakinah mawaddah warahmah. Orang Lamongan suka hidup apa adanya, tanpa harus menunjukkan sesuatu yang bukan menjadi milik dan kepunyaannya. Kehebatan budaya Lamongan ialah semangat menghargai dan mencintai kebersamaan dalam berbagai keberbedaan yang ada. Budaya seperti itu dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam lingkup keluarga, dan lebih-lebih di tengah kehidupan masyarakat.

Kota Lamongan juga mempunyai mitos ikan lele merupakan binatang yang dikeramatkan bagi masyarakat Lamongan khususnya daerah Kecamatan Glagah, mereka dilarang untuk memakan lele oleh leluhurnya yaitu Surajaya. Sebab Surajaya pernah bernazar bahwa dia dan keturunannya tidak akan makan lele, karena lele telah menyelamatkannya.

Tidak hanya itu Kota Lamongan yang terkenal banyak budayanya mempunyai beragam tari-tarian diantaranya ada Tari Boran, Tari Mayang Madu, Tari Turonggo Solah, Tari Caping Ngancak, Tari Silir-Silir dan Tari Sinau.
 Dari berbagai tarian tersebut, tarian yang menjadi khas budaya dan berkembang di kota Lamongan adalah Tari Mayang Madu. Tari Mayang Madu ini menceritakan tentang perjalanan Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, khusunya di daerah kota Lamongan yaitu Sunan Drajat. Penyebarannya melalui kesenian, salah satunya dengan musik. Musik yang dipakai adalah Singo Mengkok. Tari mayang Madu berasal dari daerah Lamongan. Tari ini biasa ditampilkan dalam bentuk tari tunggal, tari kelompok, maupun tari massal.


Tari Mayang Madu mempunyai konsep islami dan tradisional, karena Tari Mayang Madu diilhami dari kegigihan syiar agama islam di Lamongan yang disebarkan oleh Sunan Drajat dengan cara menggunakan gamelan sebagai medianya. Gamelan Sunan Drajat terkenal dengan sebutan gamelan “Singo Mengkok”. Latar belakang Sunan Drajat menggunakan media seni karena pada saat itu masyarakat banyak yang masih memeluk agama Hindu, Budha dan pengaruh dari kerajaan Majapahit. Nama tari Mayang Madu diambil dari sejarahnya Raden Qosim yang memimpin dan memberi teladan yang baik untuk kehidupan di Desa Drajat Paciran. Lalu Sultan Demak yaitu Raden Patah. Beliau memberi gelar kepada Raden Qosim yaitu Sunan Mayang Madu pada tahun 1484 Masehi. Untuk mengenang jasa perjuangan Sunan Mayang Madu atau Raden qosim, maka tarian khas Lamongan disebut dengan Tari Mayang Madu, agar masyarakat Lamongan tergugah hatinya untuk tetap meneruskan perjuangan Sunan Mayang Madu dalam menyebarkan agama islam.

Tari tradisional Boranan adalah tari yang terinspirasi oleh aktivitas penjual nasi Boranan yang ada di Lamongan dan sudah siap dengan dagangannya dari pagi sampai subuh.

Gerakan tari Boranan cukup sederhana namun bermakna, dengan sentuhan tradisional. Setiap gerakan menunjukkan aktivitas penjual Boranan, dari menyiapkan makana sampai menyerahkannya kepada pelanggan. Penari Boranan selalu datang dari Lamongan, dengan memakai kain batik tradisional Lamongan, dengan warna khas biru dan hitam dan terdapat garis-garis merah pada pinggang.



Tari Caping Ngancak adalah salah satu tarian tradisional Kabupaten Lamongan. Tarian ini menggambarkan tentang petani yang beraktifitas di sawah mereka, dari mulai menanam padi sampai mereka mendapatkan panen. Layaknya petani, para penari juga mengenakan 'Caping' atau topi khusus yang biasa dikenakan petani saat pergi ke sawah.





Wilayah Lamongan terbagi menjadi beberapa bagian, yakni pesisir, tengah kota dan pedalaman. Ketiga wilayah itu selain memiliki kesamaan juga memiliki kharakteristik dan ciri berbeda. Biasanya, budaya pesisir dikenal sebagai budaya yang keras dan orang-orangnya bermental pantang menyerah. Warga pesisir dijuluki sebagai warga yang berperilaku religius. Paham keagamaan mereka sangat kuat dan rajin (taat) menjalankan ibadah. Shalat jama’ah lima waktu dibeberapa masjid dan mushalla tampak ramai seperti halnya shalat jum’at. Demikian halnya dengan puasa, walau mereka bekerja sangat berat dan menantang karena sengatan matahari yang begitu panas, akan tetapi mereka jarang sekali meninggalkan puasanya hanya gara-gara pekerjaan dan sengatan terik matahari.

Makanan khas yang sudah di kenal meluas adalah soto lamongan, selain soto juga ada yang lainya di antaranya Nasi Boranan, Rujak Cingur, Tahu lontong/tahu tek-tek dan Tahu campur lamongan. Untuk itu berikut adalah penjabaran makanan khas kota lamongan :
1. Soto Lamongan


5 Makanan Khas Lamongan Yang Terkenal
Ciri khas soto lamongan ini yaitu warnanya kuning berminyak ditambah aneka rempah di dalamnya. Soto ini dikenal dengan kuahnya yang kuning bening yang dibuat dengan menggunakan bumbu halus yang terdiri atas bawang putih, merica, ketumbar sangrai, kemiri sangrai dan kunyit. Dari sinalah tercipta kuah soto lamongan yang gurih dan khas.
Dalam soto ini terdapat suwiran daging ayam, irisan kol, tomat, daun bawang, mie bihun, dan irisan telur telur ayam. Biasanya soto lamongan ini juga ditambahkan ceker ayam, kulit ayam dan sayap ayam untuk menambah kesan menariknya Soto Lamongan ini. Dan yang menjadikan Soto Lamongan punya cita  rasa yang khas dengan ditambahkannya serbuk koya yang gurih yang dibuat dari kerupuk udang yang dihaluskan kemudian ditambahkan udang kering yang dibuburkan di atas kuah soto. Serbuk inilah yang jadi ciri khas soto Lamongan. dalam penyajian soto lamongan ini ditambahan bawang goreng, jeruk nipis dan sambal.Untuk lauknya yaitu krupuk udang .
2. Nasi Boranan Lamongan

5 Makanan Khas Lamongan Yang Terkenal
Nasi boranan atau sego boranan ini merupakan makanan khas Lamongan yang terdiri dari nasi, bumbu, lauk, rempeyek (sejenis krupuk bahan bakunya dari tepung beras yang dibumbui dan digoreng). Bumbu dari nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang sudah di haluskan, serta lauk yang ditawarkan oleh penjual bervariasi, diantaranya daging ayam, jeroan, ikan bandeng, telur dadar, telur asin, tahu, tempe hingga ikan sili yang lebih mahal bila dibandingkan dengan lauk-lauk lainnya.
Khasnya nasi boranan yang tidak akan ditemui pada menu lainnya, yaitu empuk, pletuk, dan ikan sili. “Empuk ini dibuat dari tepung terigu yang dibumbui, Sedangkan pletuk terbuat dari nasi yang dikeringkan atau kacang, lalu dibumbui dan digoreng. Namanya diambil dari bunyi ketika makanan ini dikunyah, Nasi ini disajikan biasa dijajakan secara lesehan di sekitar kawasan pasar-pasar kota di Kabupaten Lamongan.

3. Tahu Campur Lamongan

5 Makanan Khas Lamongan Yang Terkenal
Tahu campur khas lamongan ini yaitu makanan yang terdiri atas sayuran berupa daun selada dan kecambah (toge) dipadukan dengan tahu, lontong, dan perkedel ketela pohon, bihun, serta daging sapi. Makanan khas tahu campur disajikan dengan kuah yang telah dicampur dengan petis udang.

4. Wingko Babat Lamongan

5 Makanan Khas Lamongan Yang Terkenal
Makanan kue Wingko Babat ini merupakan jajanan tradisional yang biasanya di jadikan oleh-oleh seseorang jika berkunjung ke lamongan, wingko babat sendiri adalah sejenis kue yang dibuat dari kelapa dan sejumlah bahan lainnya.
5. Bandeng Colo Lamongan

5 Makanan Khas Lamongan Yang Terkenal
Bandeng goreng dengan sambal colo-colo. Dinamakan colo-colo karena sambal pedasnya bercampur dengan rasa masam jeruk nipis.Di  Lamongan, makanan ini hanya bisa dijumpai di salah satu rumah makan yang berada di Jalan Sunan Giri, Lamongan.

Lambang Kota Lamongan

Lambang Kabupaten lamongan


Arti Lambang Kabupaten Lamongan :

  1. Sebuah bentuk segilima sama sisi dan undak bertingkat lima
  2. Bintang bersudut lima
  3. Sebuah keris
  4. Bukit atau gunung yang tidak bertepi
  5. Ikan lele
  6. Ikan Bandeng
  7. Air beriak di dalam tempayan
  8. Tempayan Batu
  9. Padi dan Kapas
  10. Pita yanga bertuliskan  LAMONGAN .
Makna Lambang Daerah :
  1. Bentuk segilima sama sisi pada lambang Kabupaten Lamongan tersebut dan gambar Undak bertingkat lima melambangkan DASAR NEGARA PANCASILA
  2. Bintang bersudut lima memancarkan sinar kearah penjuru melambangkan KETUHANAN YANG MAHA ESA
  3. Keris yang melambangkan Kewaspadaan dan bahwa kabupaten Lamongan mempunyai latar belakang sejarah kuno yang panjang
  4. Bukit atau gunung yang tidak berapi melambangkan Bahwa kabupaten Lamongan memiliki pula daerah pegunungan yang di dalamnya terkandung bahan-bahan yang penting untuk pembangunan
  5. Ikan Lele melambangkan Sikap hidup yang ulet tahan menderita, sabar tetapi ulet, bila diganggu ia berani menyerang dengan senjata patilnya yang ampuh
  6. Ikan Bandeng melambangkan Potensi komoditi baru bagi Kabupaten Lamongan yang penuh harapan dimasa depan
  7. Air beriak di dalam tempayan melambangkan Bahwa air selalu menjadi masalah di daerah ini, dimusim hujan terlalu banyak air dimusim kemarau kekurangan air
  8. Tempayan Batu melambangkan Tempat air bersih yang dapat diambil oleh siapapun yang memerlukan dan bahwa Daerah Lamongan memiliki latar belakang sejarah yang panjang
  9. Padi dan Kapas melambangkan  Kemakmuran rakyat dalam arti kecukupan pangan, sandang dan lain-lainnya

 

Wisata di Kabupaten Lamongan  

Tempat wisata alam dikabupaten Lamongan, yaitu :

1. Waduk Gondang


2. Wisata Bahari Lamongan


3. Goa Maharani
4. Pemandian Air Panas Brumbun

5. Gunung Kapur Mantup


  Tempat wisata sejarah dikabupaten Lamongan, yaitu :  

  1. Museum Sunan Drajat 
2. Monumen Van der Wijck

3Tempat Religi dikabupaten Lamongan, yaitu :

  1. Makam Sunan Drajat

2.  Makam Sunan Sendang Duwur
 
 
3. Makam Dewi Sekardadu (ibu Sunan Giri)
 

Hanya ini profil dari kota tercintaku Lamongan yang bisa saya post, masih banyak lagi hal-hal unik dan menarik dari kota Lamongan ini, jangan bosan-bosan untuk mencari tahu kekayaan alam, budaya, wisata dari surga Indonesia lainya... :-)

0 komentar:

Posting Komentar